Memahami Pria (1)

      ----------------------
      oleh : Dr. Paul Gunadi

      Mengapa Pada Umumnya Pria Lebih Mudah Jatuh
      Ke dalam Dosa Perzinahan Dibandingkan Dengan Wanita?
      -----------------------------------------------------------

Secara rohani, pria dan wanita sama-sama berkesempatan untuk
jatuh ke dalam dosa perzinahan. Baik pria maupun wanita keduanya
mempunyai "pintu" khusus di mana perzinahan akhirnya dapat
menyelinap masuk. Bagi pria, salah satu pintu masuk yang umum
adalah dorongan atau kebutuhan biologisnya, sedangkan bagi wanita,
pintu masuknya ialah kebutuhan emosionalnya. (Sudah tentu ada
pengecualian, mohon maaf karena saya terpaksa menyederhanakan
permasalahan ini). Dengan kata lain,
pria bertindak masuk ke dosa
perzinahan atas desakan kebutuhan biologis, bagi wanita dorongon untuk memenuhi kebutuhan emosionalnyalah yang kerap menjerumuskannya ke dosa perzinahan.
Acap kali seorang istri melibatkan diri dengan seorang pria lain karena kekosongan. Mulai dari kekosongan ini terbentuklah jalinan emosional dengan pria lain yang berhasil masuk dan mengisi kebutuhan emosionalnya. Tatkala kedekatan emosional sudah terjalin, langkah berikutnya adalah tindakan perzinahan itu sendiri.

Berbeda dengan wanita yang biasanya jatuh karena kebutuhan emosional, ada beberapa faktor yang memudahkan pria jatuh ke dalam dosa perzinahan.
      Pertama adalah faktor jasmani. Meski ada pria yang berzinah karena
kebutuhan emosional, ada banyak pria berzinah secara sekadarnya,
artinya tanpa ikatan emosional yang kuat. Secara anatomi kita bisa
menyaksikan bahwa seksualitas pria bersifat agresif, kebalikkan dengan
sifat seksualitas wanita yang berciri pasif. Dari sudut pandang ini, kita
dapat memahami bahwa sifat aktif mencari kepuasan seksual lebih
menonjol pada pria dibanding dengan wanita. Sebagai tambahan perlu
Saudara ketahui, pada saat ejakulasi, pria mengeluarkan sekitar 100 juta
hingga 400 juta sperma. Sebaliknya, wanita hanya memproduksi satu sel
telur per bulannya. Saya kira, secara biologis pria memang lebih aktif
dalam hal seks dibanding dengan wanita.

      Berikutnya secara rohani. Pada umumnya pria mengatur perilakunya
berdasarkan pertimbangan rasionalnya. Hal ini bisa berakibat baik
namun dapat pula berdampak buruk. Baiknya adalah, pria berpotensi
mengambil keputusan dengan matang, tidak secara tergesa-gesa.
Buruknya, rasio pria bisa menguasai dan mengatur hati nuraninya
sampai sedemikian rupa sehingga hal yang salah dapat menjadi benar
di matanya. Secara kodrati wanita lebih peka terhadap rasa bersalah
dibanding dengan pria. Ditambah dengan kekuatan rasio, pria sangat
mampu mendominasi hati nuraninya sehingga pada akhirnya ia dapat
pula memendam rasa bersalahnya.

      Ketiga dan terakhir, pria rentan terhadap perzinahan karena kekurang-mampuannya mengekspresikan kebutuhan emosionalnya secara verbal (melalui perkataan). Dalam keadaan tertekan, pria biasanya mengalami kesulitan mengutarakan kebutuhannya akan sentuhan dan penghiburan istri. Singkat kata, pria cenderung menyalurkan tekanan hidupnya secara fisik. Penyaluran yang positif menyangkut kegiatan kerja atau olahraga, penyaluran yang negatif mencakup pemuasan seksual. Seks bersifat nikmat dan melegakan, dalam keadaan tertekan yang dibutuhkan adalah kelegaan. Jadi, dalam keadaan tertekan pria sangat rawan terhadap godaan seksual.

      KESIMPULANNYA, baik pria maupun wanita bisa jatuh ke dalam dosa perzinahan. Kunci penangkalnya adalah hidup sehat baik secara jasmani, emosional, maupun rohani. Ketiga aspek ini perlu di jaga secara
berimbang. Doa pemazmur yang tercatat di Mazmur 119 : 33 - 40 hendaklah menjadi doa kita senantiasa. []

      --------selesai -----

Anda adalah pengunjung ke

sejak 30 April 2001

MEMAHAMI PRIA (1) | MEMAHAMI PRIA (2) | MEMAHAMI PRIA (3) | KISAH INDAH