- Karya Teragung dan Terindah -
____________________________________________
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa
yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman
Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan
rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu
hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11)
ŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻŻ

Bacaan: Mazmur 42

Hampir sepanjang hidupnya sewaktu dewasa, komponis termasyur Ludwig van Beethoven hidup dalam ketakutan terhadap ketulian. Ia menganggap indera pendengarannya merupakan sesuatu yang sangat berharga untuk dapat menciptakan karya-karya musikalnya.

Anda dapat membayangkan bagaimana perasaannya ketika yang paling ditakutinya itu tiba-tiba menjadi suatu kenyataan. Ketika gejala-gejala awal gangguan pendengarannya menjadi semakin nyata, ia sangat terpukul sehingga kecemasannya mulai berubah menjadi keputus-asaan. Para dokter dan ahli obat-obatan dimintainya pertolongan, dan setiap alat bantu dengar yang ada dicobanya, tetapi semuanya itu hanya memberikan harapan kosong. Akhirnya dia hanya bisa berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan. Tapi kemudian keadaan berubah. Dia menemukan kekuatan yang membuatnya bisa maju terlepas dari cacatnya itu.
Semua orang yang mengenalnya merasa takjub menemukan bahwa ketika Beethoven kehilangan pendengarannya sama sekali, ia justru menciptakan karya musiknya yang paling agung untuk kita. Bahkan orang yang 'tuli' akan seni pun tahu bahwa karya di saat ia tuli itu
memancarkan suatu melodi kesukaan yang ceria (Joyful, Joyful). Ketika tuli, ia telah 'terlindungi' dari banyak hal yang dapat mengalihkan perhatiannya. Melodi-melodi dan harmoni-harmoni baru meluap dari dirinya secepat penanya menulis. Ketulian telah menjadi suatu berkat.

Demikian juga anak-anak Tuhan, seringkali mereka  menemukan sukacita baru di malam-malam yang penuh kesedihan dan mendapatkan kemurahan yang tak terduga justru pada masa-masa yang sulit. Pada saat Tuhan menutup diri kita dari hal-hal dunia, maka kita bisa berharap untuk mendengar dengan lebih jelas harmoni-harmoni sorgawi yang tidak tertandingi indahnya. Ketika kita berjalan di gurun keputus-asaan, dan mencoba berjalan menuju tanah yang lebih tinggi, maka kita akan mendapatkan bahwa sungai Tuhan masih penuh dengan air. Meskipun segala sesuatu tampak begitu pekat terbungkus oleh gelapnya malam, dengan kemurahanNya kita akan mendapati bahwa kita akan bersukacita di dalam Tuhan pada akhirnya.

Mungkin kita bertanya-tanya apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi gelapnya masa depan yang ada di   depan kita; tetapi satu hal yang harus selalu kita ingat, kita   tidak perlu berputus-asa, karena Ia senantiasa ada dan   siap menolong kita dalam setiap kesusahan yang kita
  hadapi. Nantikan keindahan musik yang datang dari   padaNya. Saat itu anda akan mendapati bahwa tidak   pernah ada suatu lagu yang seindah melodiNYA di tengah malam.
  PS: Bertanyakah Anda, mengapa karya-karya teragung dan terindah dari setiap kita justru selalu muncul di saat kita dalam posisi lemah? Karena pada saat seperti itulah justru  kita tidak hanya mengandalkan kemampuan diri, dan membiarkan penyertaan ALLAH ikut bekerja di dalamnya. Di saat seperti itu, kita mendapatkan ketenangan yang luar   biasa.

  Sumber:
  E U A N G E L I O N
  Buletin Dwi-bulanan,  Gereja Injili Indonesia - Hok Im Tong
  Edisi 51, Agustus-September 1998,  Halaman 21.

  Let's believe in One who holds the whole power,
  ...and have a meaningful day with Christ!
Anda adalah pengunjung ke

sejak 30 April 2001

Maju Terus | Setia dalam perkara kecil | Melodi tengah malam | Mengenai disiplin | Adakah Pertolongan? | Just for Today

To contact us:

webmaster
Last updated: 30-4-2001