Sumber dari Ir. Herlianto. www.melsa.net.id/~yba atau www.in-christ.net/yba

Di beberapa jaringan situs dipersoalkan masalah nama Allah dan apa bedanya dengan nama Tuhan, dan bagaimana dengan variasinya dalam Alkitab terjemahan bahasa Indonesia (LAI-TB) yang menyebut misalnya TUHAN (semua huruf besar) dan ALLAH (semua huruf besar), dan apakah nama-nama itu 'nama diri' atau sekedar 'nama generik' (sebutan/gelar/jabatan)? Dan bagaimana pula dengan Kitab Suci 2000 yang cukup kontroversial itu? Berikut sekedar diskusi mengenai hal itu:

NAMA-NAMA ALLAH

Dalam Alkitab Perjanjian Lama (Tanakh = taurat, nebiim, khetubim) yang ditulis aslinya dalam bahasa Ibrani kita menjumpai ada beberapa nama yang ditujukan kepada Allah, yaitu yang dini adalah El/Elohim/Eloah dan kemudian Yahweh dan Adonai.

'El' biasa untuk menyebut nama diri (proper name) maupun nama sebutan/gelar/jabatan (generic appelative) tetapi umumnya digunakan untuk menyebut nama diri Allah yang Mahatinggi (El Elyon) dan kemudian untuk menyebut Allah Israel (El Elohee Israel). Nama El juga biasa digabung dengan nama lain seperti El Shadday (Allah Mahatinggi), El Olam (Allah yang Kekal), El Bethel (Allah Bethel), El Roi (Allah Mahatahu), dan El Berith (Allah Perjanjian).

'Elohim' banyak terdapat dalam PL dengan pengertian sama dengan El yaitu baik sebagai 'nama diri' maupun 'generik' tetapi umumnya digunakan dalam bentuk jamak di samping tunggal. Nama 'Elohim' menekankan Tuhan yang mutlak atas ciptaan dan sejarah, dan juga biasa digunakan untuk menyebut Yahweh sebagai Elohim Israel.

'Eloah' adalah bentuk tunggal yang sama dengan Elohim'. Baik El, Elohim & Eloah mempunyai pengertian yang sama sekalipun ada juga perbedaannya dalam penggunaan tertentu.

'YHWH' (biasa dibaca Yahweh) terdiri dari 4 huruf konsonan yang disebut 'tetragrammaton'. Nama ini khusus untuk menyebut 'nama diri' Yahweh. Tetapi perlu diketahui bahwa nama ini baru dinyatakan kepada Musa tetapi belum kepada Abraham, Ishak dan Yakub (Kel.6:1-2). Dalam perkembangan naskah-naskah kuno terlihat bahwa agar nama ini tidak menjadi monopoli Israel kemudian digunakan mundur menjadi Allahnya Abraham Ishak dan Yakub (Kel.3:13-15), dan kemudian juga dijadikan Allah Umat Manusia di zaman Enos (Kej.4:26, Enos artinya manusia), dan kemudian lebih jauh lagi untuk menyebut 'Allah pencipta langit dan bumi.' (Kej.2:4). Sekalipun kelihatannya nama Yahweh disebut sebagai nama satu-satunya, kenyataannya dengan nama 'El/Elohim/Adonai' (terutama El) masih sering dipertukarkan dan bahkan di kitab Yesaya, sesudah pembuangan nama 'El' masih dipakai sebagai nama diri Tuhan (Yes.40:18;43:10,12;45:14)

'ADONAI' sebenarnya berarti nama panggilan untuk menghormati seseorang (= Tuan), dan juga untuk menunjuk pada 'Tuhan' Yahweh (Yahweh, Adonai) (Yos.3:13;Maz.97:5). Dalam Alkitab Adonai dikaitkan sebagai kata depan Yahweh (Adonai Yahweh) dimana lebih dari dua pertiganya ada di kitab Yehezkiel. Adakalanya Adonai juga digunakan sebagai pengganti nama 'Yahweh' (Yes.6:1,8; Mik.4:13; Zak.4:14;6:5).

Penggunaan 'El' sebagai nama diri dan nama generik bersama-sama lebih banyak terjadi pada awal sejarah Israel. Tahun-tahun menjelang pembangunan Bait Allah pertama nama 'Yahweh' menggantikan 'El' sebagai nama diri dan 'Elohim' menggantikan 'El' sebagai nama generik. Sesudah Pembuangan penggunaan nama 'El' sebagai nama diri meningkat kembali.

TERJEMAHAN

Berbeda dengan anggapan bahwa nama Allah tidak boleh diterjemahkan, kenyataannya, nama-nama itu diterjemahkan secara resmi. Ketika bahasa Ibrani menjadi bahasa mati (tidak digunakan sebagai bahasa percakapan tetapi sebagai bahasa tulisan kitab suci) pada zaman Ezra (abad IV/V-BC) bahasa Aram menggantikan bahasa Ibrani, dan asbad-abad berikutnya (abad IV-BC) kerajaan Yunani menguasai sekitar Laut Tengah dan secara resmi atas permintaan Ptolomeus Philadelphus di Iskandariah, pada abad III-BC, Imam Besar Bait Allah Eliezer di Yerusalem menyuruh 72 tua-tua Israel untuk menterjemahkan Tanakh ke bahasa Yunani atas permintaan Ptolomeus Philadelphus dan terjemahan ini disebut 'Septuaginta'. Dalam LXX ini nama El/Elohim/Eloah diterjemahkan sebagai 'Theos' sedangkan nama 'Yahweh' dan 'Adonai' diterjemahkan sebagai 'Kurios'. Kedua terjemahan itu kemudian dipakai dalam penulisan naskah asli Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani Koine.

Menarik sekali bahwa ketika Yesus sendiri berseru di kayu salib ia menterjemahkan kata 'El' dalam bahasa Ibrani itu menjadi 'Eloi' dalam bahasa Aram yang dalam terjemahan LAI disebut sebagai bahasa Ibrani. Bahasa aslinya sebenarnya adalah 'hebraic dialekto' (dialek Ibrani) atau 'hebraisti' (lidah orang Ibrani).

Dalam Alkitab PL terjemahan LAI, nama El/Elohim/Eloah diterjemahkan sebagai 'Allah' dan nama 'Yahweh' diterjemahkan sebagai TUHAN, dan 'Adonai' sebagai Tuhan atau Tuan. Dalam PB 'Kurios' diterjemahkan sebagai 'Tuhan' atau 'Tuan' dan 'Theos' sebagai 'Allah'. Perkecualian terjadi bila ada penggabungan, seperti misalnya 'Adonai Yahweh' tidak diterjemahkan sebagai 'Tuhan TUHAN' tetapi sebagai 'Tuhan ALLAH' dan dalam kasus 'Yah' yang dikaitkan dengan Yahweh (Yah Yahweh, Yes.12:2) tidak diterjemahkan sebagai TUHAN TUHAN tetapi TUHAN ALLAH.

Dari sejarah bahasa Ibrani, kita mengetahui bahwa nama 'El' itu berkembang di rumpun Semit Timur dan Akkadian Kuno sebagai 'il, ilu, ilum' dan di Amorit dan Arab Utara berkembang menjadi 'ila/ilah'. Jadi penggunaan nama Allah (al-ilah, bahasa Arab) adalah sama menunjuk pada El (bahasa Ibrani), Eloi (bahasa Aram), atau Aloho/Alaha (Aram Siria).

Kita melihat bahwa di hari Pentakosta, Roh Kudus sendiri mengurapi para Rasul sehingga mereka dapat menterjemahkan firman ke dalam bahasa-bahasa lain termasuk Arab. Sudah sejak awal orang Arab keturunan Ismael (kaum Hunafa) menggunakan nama itu untuk menunjuk pada 'El' monotheisme Abraham sebelum penggunaannya merosot pada zaman jahiliah menjadi nama 'dewa berhala', demikian juga orang Kristen pra Islam baik di Arab maupun di Siria masing-masing menggunakan nama 'Allah' dan 'Alloho/Allaha'. Sejak awalnya, Alkitab terjemahan dalam bahasa Arab menggunakan nama Allah dan saat ini 4 versi Alkitab dalam bahasa Arab yang ada semuanya menggunakan nama 'Allah'.

Ketika Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka nama Allah (Arab) yang sudah menjadi kosa kata bahasa Melayu (Islam merakyat di Indonesia selama tiga abad sebelum kedatangan Kristen) digunakan untuk menyebut nama 'El/Elohim/Eloah' PL dan 'Theos' PB. Sejak abad AD-VI ketika bahasa Arab berkembang, baik bahasa Aram maupun Ibrani (Rabbinic) dipengaruhi bahasa Arab, karena itu bahasa Aram, Arab maupun Ibrani adalah trio bersaudara yang sangat erat kait-mengaitnya. Bahasa Aram disebut sebagai 'Arab-Asli' dan menjadi salah satu sumber terbentuknya bahasa Arab modern disamping dari keturunan Ismael dan Yoktan, dan ketika Islam menguasai Timur Tengah, bahasa Aram dipengaruhi bahasa Arab ini.

Perlu diketahui bahwa bahasa tulisan Ibrani baru muncul pada abad X-BC, tetapi sebagai bahasa percakapan an tulisan sesudah pembuangan banyak dipengaruhi bahasa Aram (abad VI-IV-BC), dan sekitar Yesus hidup dipengaruhi bahasa Aram, Latin dan Yunani (Misnah, IV-BC s/d AD-VI, dan kemudian pada masa Rabinic (Abad AD-VI-XIX) bahasa Ibrani dipengaruhi bahasa Arab sebelum pada abad ke-XIX-XX menjadi bahasa Ibrani Modern yang digunakan dalam percakapan aktif dalam rangka kembalinya nasionalisme Yahudi (Zionisme).

Lihat juga artikel tentang 'Kitab Suci 2000' (Eliezer/Suradi ben Abraham, Bet Yesua Hamasiah).

Anda adalah pengunjung ke

sejak 30 April 2001